Faktor Penyebab Terjadinya Krisis di Perusahaan
Faktor Penyebab Terjadinya Krisis di Perusahaan
Faktor penyebab terjadinya krisis di perusahaan, Krisis merupakan sebuah situasi yang kedatangannya tidak terduga, artinya perusahaan tidak dapat menduga bahwa akan muncul situasi yang dapat megancam kegiatan operasional perusahaan. Krisis harus selalu ditanggapi dengan cepat dan tepat didalamnya sehingga tidak merusak atau menunda program kerja yang telah terencana secara matang pada masa-masa sebelumnya. Keterampilan dalam memahami manajemen krisis juga diperlukan untuk mengidentifikasi, menilai, memahami dan mengatasi situasi tersebut.
Manajemen krisis juga bertugas untuk menyusun bagaimana perusahaan dalam menghadapi krisis tersebut, membuat keputusan ketika dalam kondisi kritis dan memantau perkembangan krisis yang sedang terjadi. Dengan cara tersebut manajemen dapat menemukan cara-cara atau sistem untuk memperbaiki manajemen dan strukturisasi organisasi serta operasionalisasi pelayanan dimasa yang akan datang yang dapat dilakukan oleh perusahaan.
Dampak dari adanya krisis tentunya merupakan suatu malapetaka yang dapat merugikan perusahaan. Krisis ini akan menimbulkan keresahan dalam perusahaan atau masyarakat bahkan secara tidak langsung bisa mengancam citra baik perusahaan. Dampak lainnya yang timbul akibat adanya krisis yaitu hilangnya kepercayaan yang telah dipupuk dari awal hingga akhir oleh perusahaan kepada perusahaan yang telah bekerja sama. Selain itu membentuk reputasi yang buruk dimata stakeholder yang lainnya. Intensitas permasalahan akan menjadi bertambah semakin besar diakibatkan oleh adanya krisis. Sehingga perusahaan harus mengetahui dan mengantisipasi hal apa saja yang dapat mengakibatkan munculnya krisis.
Berikut faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya suatu krisis, diantaranya meliput:
1.Krisis karena Bencana Alam
Krisis yang paling relevan merupakan krisis yang diakibatkan oleh bencana alam. Misalnya bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir dan kebakaran. Selain bencana alam ini dapat memakan korban jiwa, bencana alam ini meluluhlantahkan seluruh sendi-sendi kehidupan. Ambruknya perekonomian merupakan multiplier effect dari bencana alam.
2. Krisis karena kecelakaan industri
Kecelakaan industri juga cukup bervariasi mulai dari mesin yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, kebakaran hingga kecelakaan kerja. Perusahaan harus memberikan perhatian secara khusus dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
3. Krisis karena produk yang kurang sempurna
Perusahaan tentunya menghasilkan produk yang terdiri dari barang dan juga jasa. Barang dan jasa juga memiliki potensi terkena krisis. Hal ini dapat terjadi karena produk yang dihasilkan mengalami cacat (defect) atau kurang sempurna.
4. Krisis karena persepsi publik
Persepsi publik yang negatif akibat adanya krisis sangat mempengaruhi daya tahan perusahaan. Sehingga apabila tidak segera diatasi dapat menyebabkan kerugian yang berlipat ganda baik dari segi keuangan maupun moral karyawan karena citra perusahaan yang semakin memburuk.
5. Krisis karena hubungan kerja
Hubungan kerja yang buruk antar pekerja dan perusahaan dapat menjurus yang mengakibatkan krisis yang besar. Krisis ini dapat mengarah pada kondisi yang tidak terkendali yang serius dalam operasional perusahaan. Hubungan antara karyawan dan perusahaan harus dijaga dengan baik agar tidak terjadi kesalahan yang berakibat fatal.
6. Krisis karena kesalahan strategi bisnis
Penyebab utama kesalahan ini terjadi karena kelirunya perencanaan dan implementasi strategi perusahaan. Terjadi kegagalan untuk menyesuaikan dengan kebijakan pasar yang secara tidak langsung berimbas pada bisnis perusahaan.
7. Krisis karena terkaitan masalah kriminal
Krisis ini membutuhkan respon yang tepat karena menjadi magnet media untuk mengancam berbagai perusahaan.
8. Krisis karena pergantian manajemen
Sebelum melakukan pergantian manajemen sebaiknya perusahaan melakukan persiapan terhadap pergantian jajaran manajemennya supaya perusahaan lebih siap untuk regenerasi.
Ketatnya persaingan bisnis dapat menyebabkan persaingan bisnis menjadi semakin sering terjadi pada perusahaan yang memonopoli pasar dan menyerang persaingan secara frontal.